ojonegoro (Media Center) – Kabupaten Bojonegoro kembali meraih prestasi di tingkat Provinsi Jawa Timur. Kali ini, Kota Ledre berhasil masuk di 3 besar untuk Gerakan sayang Ibu (GSI). GSI merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Dalam Program ini, Gerakan Sayang Ibu (GSI) bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup masyarakat. Gerakan ini adalah gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan untuk percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
Seperti yang disampaikan Soehadi Moeljono, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bojonegoro, dari 38 Kabupaten Kota di Jawa Timur, Bojonegoro sudah masuk tiga besar tingkat Propinsi Jawa Timur. Dan dalam waktu dekat ini akan dilakukan penilaian lapangan.
“Untuk penilaian ini Kabupaten Bojonegoro akan bersaing dengan dua wilayah lainnya, yakni kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang yang menjadi juara tahun lalu dan Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi,” ujarnya.
Menurut rencana, penilaian akan dilakukan pada tanggal 25 September mendatang di Desa Semlaran Kecamatan Malo oleh Tim Penilai tingkat Propinsi Jawa Timur.
Sementara itu Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dr Anik Yuliarsih melalui Kabid PPA, Sri Maduratnani ketika dikonfirmasi menjelaskan, ada 4 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang selama dua tahun ini angka kematian ibu nol, yaitu Kecamatan Malo, Kecamatan Ngambon, Kecamaan Gondang dan Kecamatan Sekar. Sementara itu Kecamatan Malo akhirnya mewakili Bojonegoro untuk maju di tingkat Propinsi Jawa Timur.
“Tak hanya dua tahun terakhir saja, tapi Kecamatan Malo ini sudah delapan tahun ini angka kematian Ibu tidak terjadi atau nol,” jelasnya.
Dijelaskan, untuk penilaian lapangan oleh Tim Propinsi Jawa Timur nantinya akan meliputi beberapa aspek diantaranya adalah ada tidaknya pembentukan satgas revitalisasi GSI, pendataan dan pemetaan peta bumil (Ibu Hamil). Penilaian lainnya adalah ada tidaknya pengorganisasian ambulans desa dan donor darah. Serta adanya kemitraan dukun bayi dan bidan. Esensi penting adalah adanya keterlibatan masyarakat dan suami dalam rangka mewujudkan kualitas ibu dan menurunkan angka kematian ibu yang salah satunya adalah adanya suami Siap Antar Jaga (Siaga) dan adanya pondok sayang ibu.(humas/**mcb)
Sangat Puas
63 % |
Puas
25 % |
Cukup Puas
13 % |
Tidak Puas
0 % |